Wanita lebih banyak kehilangan harapan hidup setelah mengalami serangan jantung, demikian menurut sebuah studi baru-baru ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita memiliki risiko kematian yang lebih tinggi setelah serangan jantung dibandingkan dengan pria.

Studi ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Oxford dan dipublikasikan dalam jurnal European Heart Journal. Mereka menganalisis data dari lebih dari 180.000 orang yang mengalami serangan jantung di Inggris antara tahun 2004 dan 2010.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wanita memiliki risiko kematian yang 50% lebih tinggi dalam satu tahun setelah serangan jantung dibandingkan dengan pria. Wanita juga memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dalam lima tahun setelah serangan jantung.

Para peneliti mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan wanita memiliki harapan hidup yang lebih rendah setelah serangan jantung. Salah satunya adalah fakta bahwa wanita cenderung mengalami serangan jantung pada usia yang lebih tua dibandingkan dengan pria, sehingga kondisi kesehatan mereka mungkin sudah lebih lemah.

Selain itu, wanita juga cenderung memiliki gejala yang lebih tidak khas saat mengalami serangan jantung, sehingga seringkali terlambat mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jantung yang lebih parah dan mempengaruhi harapan hidup mereka.

Untuk itu, para peneliti menekankan pentingnya kesadaran akan gejala serangan jantung pada wanita dan pentingnya mendapatkan perawatan medis yang tepat dan cepat. Wanita perlu lebih waspada terhadap kondisi kesehatan jantung mereka dan segera mencari bantuan medis jika merasakan gejala-gejala yang mencurigakan.

Dengan meningkatkan kesadaran dan pencegahan serangan jantung pada wanita, diharapkan dapat mengurangi risiko kematian dan meningkatkan harapan hidup mereka setelah mengalami serangan jantung. Semua pihak, baik individu maupun pemerintah, perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesehatan jantung wanita dan menjaga harapan hidup mereka.