Konsumsi daging olahan bisa tingkatkan risiko demensia

Konsumsi daging olahan telah lama menjadi bagian dari pola makan masyarakat Indonesia. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi daging olahan secara teratur dapat meningkatkan risiko terkena demensia.

Demensia adalah gangguan kognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, mengingat, dan berfungsi sehari-hari. Penyakit ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan juga membebani keluarga dan masyarakat.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Oxford menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi daging olahan setidaknya 25 gram per hari memiliki risiko dua kali lipat terkena demensia dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi daging olahan. Daging olahan seperti sosis, bacon, ham, dan daging asap terbukti mengandung bahan kimia yang dapat merusak sel-sel otak dan memicu peradangan.

Selain itu, daging olahan juga mengandung tinggi lemak jenuh dan kolesterol yang dapat merusak pembuluh darah dan mempengaruhi aliran darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan plak yang merusak sel-sel otak dan memicu terjadinya demensia.

Untuk mengurangi risiko terkena demensia, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, mengurangi konsumsi daging olahan dan menggantinya dengan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, tahu, dan tempe. Kedua, meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran yang kaya antioksidan dan nutrisi penting untuk kesehatan otak.

Selain itu, penting juga untuk menjaga pola makan seimbang dan aktif secara fisik untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah terjadinya demensia. Dengan mengubah pola makan dan gaya hidup yang sehat, kita dapat mengurangi risiko terkena demensia dan meningkatkan kualitas hidup kita di masa mendatang.