Kekerasan masa kecil berisiko sebabkan autoimun

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kekerasan masa kecil dapat meningkatkan risiko terkena penyakit autoimun di kemudian hari. Studi tersebut menemukan bahwa paparan terhadap kekerasan fisik, emosional, atau seksual saat masih anak-anak dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang kemudian dapat menyebabkan munculnya penyakit autoimun.

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuhnya sendiri. Contohnya adalah penyakit lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit tiroid autoimun. Penyebab pasti dari penyakit autoimun masih belum sepenuhnya diketahui, namun penelitian ini memberikan gambaran baru bahwa pengalaman traumatis pada masa kecil dapat menjadi salah satu faktor risiko.

Studi ini melibatkan ribuan partisipan yang diikutsertakan dalam survei tentang pengalaman traumatis masa kecil mereka dan juga tes darah untuk melihat tingkat inflamasi dan aktivitas sistem kekebalan tubuh. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual pada masa kecil memiliki tingkat inflamasi yang lebih tinggi dan aktivitas sistem kekebalan tubuh yang lebih abnormal.

Para peneliti berpendapat bahwa trauma masa kecil dapat menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh yang membuatnya lebih rentan terhadap serangan dari dirinya sendiri. Selain itu, pengalaman traumatis juga dapat memicu respon stres kronis yang berkontribusi pada perkembangan penyakit autoimun.

Temuan ini memberikan pemahaman baru tentang hubungan antara kekerasan masa kecil dan risiko penyakit autoimun. Penting bagi kita untuk menyadari pentingnya perlindungan dan perhatian terhadap anak-anak agar mereka tidak mengalami trauma yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka di masa depan. Kesejahteraan dan keamanan anak-anak harus menjadi prioritas utama bagi kita semua, demi mencegah terjadinya dampak buruk pada kesehatan mereka di kemudian hari.